Rabu, 28 September 2016

Manajemen Jaringan - DYNAMIC ROUTING (OSPF DAN RIP)

Tujuan
Dari percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui cara konfigurasi routing dinamik menggunakan mikrotik.
2. Memahami konfigurasi OSPF dan RIP pada perangkat mikrotik.


Dasar Teori
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.
OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki  kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF: 
  • Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
  • Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
  • Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour berdasarkan cost routing.
  • Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP  ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
  • LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
Konfigurasi OSPF - Backbone Area
OPSF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.
OSPF memiliki beberapa tipe area diantaranya:
  • Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area. Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara logikal.
  • Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0 (Backbone area).
  • Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external route (digantikan default area).
  • Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area.
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, kemudian router akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : host, network, subnet, rute default. RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. RIPv1
– RIP versi 1
— Hanya mendukung routing classfull
— Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
— Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
— Perbaikan routing broadcast
2. RIPv2
– RIP versi 2
— Mendukung routing classfull dan routing classless
— Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
— Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
— Perbaikan routing multicast
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.

Topologi







Langkah Percobaan


     1. Setting IP di PC0.

2. Login pada Winbox untuk setting IP Interface 2 (ETH 2) pada Mikrotik. Caranya : klik menu IPAddresses. Kemudian masukkan IP PC0 dan Router0 seperti gambar di bawah. Dalam praktikum ini saya menggunakan port ETH2 sebagai port utama karena port ETH1 pada mikrotik saya tidak bekerja dengan baik.

3. Cek koneksi antara PC0 dengan Interface 2 (ETH 2), dengan cara ping IP: 192.168.2.1 menggunakan command prompt.
4. Cek juga koneksi antara PC0 dengan Interface 3(ETH 3), dengan cara ping IP: 200.200.200.1 dengan menggunakan command prompt.
5. Setelah terkoneksi, selanjutnya adalah merutekan antara jaringan di PC0 dengan jaringan PC1. ada 2 cara routing yang dilakukan pada praktikum ini, yaitu OSPF dan RIP. Langkah konfigurasinya yaitu
  • Routing OSPF
Pilih menu IP pada Winbox→Routing OSPF. Isilah bagian Networks OSPF, dengan Network Address PC0 dan R0. Tampilan Routing OSPF akan menjadi seperti berikut.
Kemudian cek koneksi antara PC0 dengan PC1 apakah terhubung atau tidak dengan cara ping dari PC0 ke PC1.
  • Routing RIP
Pilih menu IP pada Winbox→RoutingRIP. Klik interfaces, pilih ikon tambah, masukkan interface all. Lalu klik OK. Kemudian klik Networks, pilih ikon tambah, masukkan Network Address dari PC0 dan R0. Lalu pilih OK. Tampilan Routing RIP akan menjadi seperti berikut.
Kemudian cek koneksi antara PC0 dengan PC1 apakah terhubung atau tidak dengan cara ping dari PC0 ke PC1.



Data Hasil Praktikum

Cek koneksi PC0 ke PC1 menggunakan Routing OSPF















Cek koneksi PC0 ke R1 menggunakan Routing OSPF


Cek koneksi antara PC0 ke PC1 menggunakan Routing RIP

Cek koneksi PC0 ke R1 menggunakan Routing RIP


Analisa Data

OSPF (Open  Shortest Path First) Link state protocol menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metriks untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Dalam penggunaan protokol ini, kita perlu memasukkan network address server dan juga backbone. Sedangkan network address tujuan akan dirutekan secara otomatis, tidak seperti routing statis, dimana network address tujuan kita masukkan secara manual.  OSPF cocok diimplementasikan untuk jaringan yang besar. Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). 
Sedangkan RIP (Routing Information Protocol) menjaga daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok diimplementasikan untuk jaringan yang kecil. RIP mengirim pesan routing-update pada interval yang tetap. Ketika router menerima routing-update yang berisi perubahan table routing, ia mengupdate table routingnya ke rute yang baru. Dalam hal ini metric yang diterima bertambah nilainya 1, dan interface asal dari update menunjukkan hop berikutnya dalam table routing. Router-router RIP memperbaiki hanya rute yang terbaik saja ke tujuan tapi juga memperbaiki rut eke tujuan yang nilainya sama. RIP merupakan time-driven, tapi implementasi Cisco, RIP mengirim triggered update kapanpun kalau perubahan dideteksi. Topologi mengalami perubahan juga akan dikirim triggered update langsung. Tanpa trigger, RIP tidak akan bagus unjuk kerjanya. Setelah proses update dalam table routing terjadi, maka konfigurasipun mengalami perubahan, kemudian router secara langsung mulai transmit update routing untuk menginformasikan ke router-router lainnya tentang perubahan yang terjadi. Triggered update ini, dikirim secara regular dan terjadwal.

Kesimpulan
1. OSPF dan RIP memiliki fungsi yang sama yaitu dapat melakukan proses routing, tetapi dengan cara kerja yang berbeda.
2. Perbedaan routing statik dan routing dinamik terletak pada pembuatan jalur transmisi data, dimana pada routing statik dilakukan secara manual sedangkan routing dinamik dapat terjadi secara otomatis


Workshop Aplikasi Internet - TUTORIAL MEMBUAT DATA DIRI MENGGUNAKAN MIT APP INVENTOR BERBASIS LEAPDROID


App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT). App Inventor memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis, serupa dengan antarmuka pengguna pada Scratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk men-drag-and-drop objek visual untuk menciptakan aplikasi yang bisa dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan App Inventor, Google telah melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional dan menyelesaikan lingkungan pengembangan online Google.
Nah, pada praktikum lalu saya diajarkan bagaimana cara menggunakan aplikasi App Inventor. Saya menggunakan tambahan software LeapDroid untuk menjalankan project ini. Project ini berisi sebuah program untuk membuat aplikasi dimana nantinya saat program dijalankan akan menampilkan data diri sesuai dengan di inputkan. Langkah-langkahnya percobaannya, yaitu :
1. Buka link App Inventor http://appinventor.mit.edu.
2. Klik Create apps!
   
3. Masuk ke akun google kamu. Kemudian klik Start My New Project dan isi nama project sesuai keinginan kamu lalu klik Ok. Berikut adalah tampilan awal dari Screen App Inventor.



4. Untuk membuat keterangan pada Screen berupa teks, seperti judul, Nama, NIM, Alamat, Umur dan Status seperti gambar di bawah, saya menambahkan komponen Label. Label berfungsi untuk menamakan Screen. Caranya : drag and drop Label yang ada pada menu User Interface ke Screen. Anda dapat mengatur format Label pada menu Properties sesuai keinginan Anda.




5. Untuk membuat kotak untuk mengisi data diri, tambahkan Textbox yang ada pada Menu User Interfaces. Caranya : drag and drop Textbox yang ada pada menu User Interface ke Screen. Anda dapat mengatur format Textbox pada menu Properties sesuai keinginan Anda.




6. Agar Label dan Textbox dapat berdampingan seperti pada gambar, perlu ditambahkan Layout Table Arrangement. Caranya : drag and drop TableArrangement dari menu Layout ke Screen. Kemudian atur format Rows pada menu Properties sesuai kebutuhan. Pada project ini, format Rows dibuat 5 karna pada project ini ada 5 Label dan Textbox. Lalu drag and drop Label dan Textbox ke dalam kotak TableArrangement.





7. Untuk melihat hasil dari project yang sedang dibuat dibutuhkan tombol Button pada Screen. Caranya : drag and draw Button yang ada pada menu User Interface ke Screen. Anda dapat mengatur format Button yang Anda masukkan dalam Screen sesuai keinginan Anda.



8. Tambahkan tempat untuk melihat tampilan hasil dari project ini, tambahkan Text for Label yang ada pada menu User Interface. Text for Label ini berfungsi untuk menampilkan teks yang kita inputkan pada Textbox. Caranya : drag and draw Text for Label yang ada pada menu User Interface ke Screen. Anda dapat mengatur format Label yang Anda masukkan dalam Screen sesuai keinginan Anda.  


9. Setelah komponen di atas sudah tersusun pada Screen, tambahkan Layout Vertical Scroll Arrangement agar saat di jalankan pada aplikasi Android tampilan Screen dapat di Scroll. Caranya : drag and drop VerticalScrollArrangement pada menu Layout ke Screen. Kemudian drag and drop TableArrangement, semua Label dan semua Textbox ke dalam kotak VerticalScrollArrangement.

 10. Setelah selesai mendesain tampilan untuk project ini, Klik Blocks yang ada pada pojok kanan aplikasi. Buat program sesuai dengan Block seperti gambar di bawah ini.





Untuk model Block yang dibutuhkan dapat disesuaikan dari menu Blocks seperti Gambar di bawah.







 

 11. Setelah program selesai, simpan project dengan meng-klik menu bar Build lalu pilih Apps (save apk to my computer.





12. Setelah file project tersimpan, buka software LeapDroid.

13. Kemudian drag and drop file project yang sudah tersimpan ke PC tadi ke software LeapDroid.


14. Klik Install.


13. Berikut tampilan project yang saya buat.



 14. Masukkan data diri kemudian klik tombol button KLIK DISINI! lalu lihat data diri yang diinputkan akan muncul.


 15. Percobaan selesai


Sabtu, 24 September 2016

Manajemen Jaringan - STATIC ROUTING

Tujuan
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.   Meng-konfigurasi jaringan dengan Routing Static.
2.   Mengetahui cara mencari troubleshoot jika jaringan tidak terhubung.

Dasar Teori
1.    Routing
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari jaringan satu menuju jaringan yang lain. Routing dibagi menjadi dua, yaitu routing statis dan dinamis. Pada praktikum ini hanya akan dibahas mengenai routing statis. Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada network layer, yang berfungsi menerima paket, menempatkannya dalam queue (antrian) dan setelah itu mengirimkan pada link sesuai dengan tujuannya. Agar tidak salah kirim, router mengecek header paket IP tujuan dan mengecek apakah tujuan itu berada pada jaringannya dengan mencocokkan alamat jaringan dan netmask. Jika sesuai, maka paket akan dikirim langsung ke tujuan. Jika tidak sesuai, maka router akan melihat mengecek/mengkalkulasi tabel routing untuk mencari rute yang paling tepat.

2.    Tabel Routing
Protokol routing menggunakan metrik untuk mengevaluasi path mana yang paling baik untuk melewatkan paket. Metrik yang biasa dipakai misalnya adalah bandwidth path, panjang path, reliabilitas, delay, beban jaringan saat itu, dan lain-lain. Nilai metrik ini kemudian dioptimasi oleh algoritma routing untuk menentukan path terbaik. Tiap algoritma routing memiliki cara sendiri untuk menghitung metric. Contoh, RIP menggunakan hop, OSPF menggunakan bandwith sebagai kriteria metrik. Untuk membantu proses penentuan path, digunakan tabel routing yang menyimpan informasi rute. Pada gambar dibawah, tampak R1 harus meneruskan paket ke tujuan (D). Untuk itu, digunakan tabel routing untuk menghitung apakah paket harus lewat R2 ata R3. Ternyata pada R1, yang menjadi metrik yang nilainya paling kecil (yang paling utama) adalah path yang paling pendek, yaitu lewat R2. Maka paket dilewatkan R2. Dari R2, paket diteruskan ke destinasi D. Pada routing statis, tabel routing ini bersifat permanen. Sedang pada routing dinamis, tabel routing ini diupdate secara periodic lewat paket-paket routing yang dikirim oleh setiap router. 5.1 Routing tabel dan metrik

3.    Routing Statik
Routing statik adalah salah satu metode routing dimana administrator secara manual memasukkan rute-rete ke dalam table routing devais lewat konfigurasi file yang diload ketika devais dinyalakan. Karena dimasukkan secara manual oleh administrator, maka rute-rute ini tidak berubah setelah dikonfigurasi (kecuali admin mengubah rute tersebut). Karena itu metode routing ini disebut routing statis. Routing statis adalah bentuk paling sederhana dari routing. Routing statis digunakan ketika hanya sedikit router yang dikonfigurasi. (misal jumlah router kurang dari 5) dan dilakukan ketika konfigurasi jaringan tidak banyak berubah dari awal. Statik routing juga cenderung pasif, sehingga ketika terjadi kerusakan rute, maka admin harus secara manual mengkonfigurasi ulang dan membetulkan semua konektivitas yang hilang. Salah satu sifat dari static routing adalah router yang menggunakan static routing tidak akan saling menukar informasi routing antar router sehingga mengurangi overhead CPU/RAM dan menghemat bandwidth. Statik routing mempunyai prioritas dibanding routing dinamis

4.    Gateway
Gateway adalah node di jaringan TCP/IP yang bekerja sebagai akses point ke jaringan lain. Default gateway adalah node pada jaringan computer yang digunakan ketika IP address tidak cocok pada rute-rute yang lain di table routing. Pada konfigurasi jaringan di rumah, biasanya gateway adalah modem DSL atau kabel modem yang menghubungkan computer client ke internet. Pada jaringan perusahaan atau kampus, gateway adalah node yang menghubungkan trafik dari suatu PC dari satu jaringan ke jaringan lain. Bila digunakan untuk menghubungkan jaringan internal dan jaringan luar (internet) maka gateway juga berfungsi sebagai proxy server dan firewall. Gateway juga bisa berupa router yang beroperasi di layer network (layer 3) atau switch. Secara keseluruhan, kita dapat menyatakan bahwa gateway bertugas menyediakan jalan keluar dan masuk pada suatu jaringan.

5.    MikroTik
Jenis mikrotik ada 2 :
· Built-in Hardware: MikroTik yang telah terpasang pada perangkat keras dan siap menerima setting dari administrator jaringan.
· Berbentuk software: Jenis ini yang sering di pasang / di instal pada PC sebagai pengganti router Hardware.
MikroTik Router OS adalah sebuah sistem operasi berbasis text yang di peruntukkan sebagai router jaringan. Software ini dapat diinstall pada PC dengan spesifikasi minimum Pentium 2 dengan RAM minimum 64Mb dan harddisk IDE 400 Mb Pada praktikum ini akan digunakan router mikrotik yang berupa built-in hardware.
Untuk akses mikrotik router, dapat digunakan :
1. via console MikroTik router board ataupun PC dapat diakses langsung via console/ shell maupun remote akses menggunakan putty (www.putty.nl)
2. via winbox MikroTik bisa juga diakses/remote menggunakan software tool winbox
3. via web MikroTik juga dapat diakses via web/port 80 dengan menggunakan browse.

Topologi














Prosedur
1.      Setting IP di PC 1 (IP PC1 : 11.2.8.100; SM: 255.255.255.0; GW: 11.2.8.1).
2.      Setting IP di PC 1 (IP PC2 : 10.2.8.100; SM: 255.255.255.0; GW: 10.2.8.1)
3.    Login pada Winbox untuk setting IP pada Interface di Mikrotik. Pada praktikum ini, saya menggunakan Interface 2 (ETH2) sebagai interface utama karna ETH1 tidak berfungsi dengan baik (IP ETH2 : 11.2.8.1/24 dan IP ETH3 : 10.2.8.1/24).
4.    Cek koneksi antara PC1 dengan ETH2 dengan cara melakukan ping IP PC1: 11.2.8.100 ke IP ETH2: 11.2.8.1 dan cek juga koneksi antara PC2 dengan ETH3 dengan cara melakukan ping IP PC2: 10.2.8.100 ke IP ETH3: 10.2.8.1 menggunakan command prompt.
5. Setelah ping berhasil, kemudian setting IP untuk Interface 3 (IP ETH3: 192.168.10.2/24).
6.    Cek koneksi antara PC 1 dengan Interface 3 (ETH3), dengan cara melakukan ping IP PC1: 11.2.8.100 dengan IP ETH3: 192.168.10.2 menggunakan command prompt.
7.  Setelah PC1 dan ETH3 terhubung, selanjutnya  lakukan routing antara jaringan di Router 1 dengan jaringan Router 2.
Caranya : Pilih menu IP pada Winbox Routes. Masukkan IP tujuan, yaitu IP yang sudah di set di PC 2 (IP Dest : 11.1.13.0/24, GW : 192.168.10.1).
8.  Setelah di setting, kemudian cek koneksi antara jaringan pada Router 1 dengan jaringan pada Router 2.
Pertama, cek koneksi antara PC1 (IP: 11.2.8.1) dengan interface pada Router 2 (IP: 192.168.10.1) sebagai Gateway di jaringan Router 2. Kemudian setelah terkoneksi, lakukan pengecekan koneksi antara PC 1 dan PC 3.
9.    Setelah PC 1 dan PC 3 terhubung, maka percobaan 1 telah selesai dilakukan.


Data Praktikum
Dari topologi di atas, tampilan Address List pada Winbox adalah seperti berikut:








Tampilan Route List pada Winbox adalah seperti berikut.







Tampilan Ping dari PC1 ke ETH2 Router1.










Tampilan Ping dari PC1 ke ETH3 Router1.




Tampilan Ping dari PC1 ke ETH4 Router1.








Tampilan Ping dari PC1 ke ETH Router2



Tampilan Ping dari PC1 ke PC3









Analisa

Routing static adalah jenis routing yang dilakukan  untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Sebenarnya, mikrotik secara default akan membuat jalur routing otomatis (dynamic route) ketika kita menambahkan ip address pada interface. Lalu kenapa kita memerlukan static routing? Karena untuk menghubungkan perangkat network yang memilik ip segment (subnet) yang berbeda memerlukan sebuah perangkat yang mampu melakukan proses static routing.
Dimana dapat dilihat dari topologi yang digunakan, terdapat 2 router yang masing-masing router terhubung ke perangkat network. Untuk menghubungkan perangkat network di bawah router tersebut dibutuhkan pembuatan routing statik sehingga setiap perangkat yang berada di bawah router yang memiliki ip segment (subnet) yang berbeda dapat saling berkomunikasi. Selain itu, juga dibutuhkan penghubung antar perangkat di bawah router yang berada didalam satu segement.
Pada percobaan ini, dilakukan oleh 2 orang mahasiswa (admin), masing-masing mahasiswa mengkonfigurasi satu jaringan (satu jaringan terdiri dari satu router dan 2 PC). Setelah jaringan masing-masing mahasiswa yang berperan sebagai Admin berhasil, selanjutnya dilakukan routing antara kedua jaringan, yaitu jaringan 1 dan jaringan 2. Pada percobaan 1 ini, telah berhasil dilakukan routing manual antara jaringan 1 dengan jaringan 2. 
Dari data percobaan dapat dilihat bahwa semua jaringan telah terhubung antara PC1 dan PC2 dengan ETH2 di jaringan 1, PC3 dan PC4 dengan ETH di jaringan Router 2 dan tujuan utama yaitu  telah terkoneksi antara PC1 dengan PC3.


Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1. PC1 dengan PC2  berhasil terhubung
2. PC1 dengan ETH2  berhasil terhubung
3. PC1 dan ETH Router 2 berhasil terhubung
4. PC1 supaya dapat terkoneksi dengan PC3, harus melalui Interface 2, Interface 3 dijaringan 1 dan harus mengenali Interface di jaringan 2 sebagai Gateway nya. Hal yang sama juga berlaku sebaliknya.