Minggu, 09 Oktober 2016

Manajemen Jaringan - DHCP Server Routing


Tujuan

Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:

-Melakukan setting konfigurasi DHCP pada Router mikrotik



Dasar Teori

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan service yang memungkinkan perangkat dapat mendistribusikan/assign IP Address secara otomatis pada host dalam sebuah jaringan. Cara kerjanya, DHCP Server akan memberikan response terhadap request yang dikirimkan oleh DHCP Client.

Selain IP Address, DHCP juga mampu mendistribusikan informasi netmask, Default gateway, Konfigurasi DNS dan NTP Server serta masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa support).

DHCP pada mikrotik terbagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:


-Mikrotik sebagai DHCP Client, berarti perangkat yang menjalankan fitur ini akan bertindak sebagai peminjam sebuah IP address. Perangkat tersebut akan me-request IP address serta parameter lainnya kepada perangkat yang bertindak sebagai DHCP server. Dalam kasus ini, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk terkoneksi ke internet, kita bisa menggunakan fitur DHCP Client. Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP. Langkah-langkah pembuatan DHCP Client dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Client -> Add.

Karena kita ingin semua traffic ke internet menggunakan jalur koneksi dari ISP, maka Use-Peer-DNS=yes dan Add-Default-Route=yes.

Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;
Interface : Pilihlah interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server
Use-Peer-DNS : Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan informasi DHCP
Use-Peer-NTP : Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di router (NTP) sesuai dengan informasi dari DHCP
Add-Default-Route : Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai dengan informasi DHCP
Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang dibuat secara otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes
Sampai langkah ini, seharusnya Router sudah bisa akses ke internet. Selanjutnya lakukan setting DHCP Server untuk distribusi IP Address ke arah jaringan lokal /LAN.Mikrotik sebagai DHCP Server, berarti perangkat yang menjalankan fitur ini akan bertindak sebagai pelayan dari para klien. Memberikan pinjaman IP address, netmask, gateway dan parameter lainnya. DHCP Server akan sangat tepat diterapkan jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya dinamis. Dengan jumlah dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. Jika pada kasus ini sifat user seperti itu dapat kita temui pada tamu yang berkunjung. DHCP Server akan sangat tepat diterapkan jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya dinamis. Dengan jumlah dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. Jika pada kasus ini sifat user seperti itu dapat kita temui pada tamu yang berkunjung. Konfigurasi DHCP Server dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Server -> Klik DHCP Setup.

-Mikrotik dapat digunakan sebagai DHCP Server maupun DHCP Client atau keduanya secara bersamaan. Sebagai contoh, misalnya kita berlangganan internet dari ISP A. ISP A tidak memberikan informasi IP statik yang harus dipasang pada perangkat kita, melainkan akan memberikan IP secara otomatis melalui proses DHCP.



Topologi







Langkah Percobaan

Pada praktikum ini, dilakukan setting konfigurasi pada mikrotik agar dapat berfungsi sebagai DHCP server. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :


1. Setting DHCP server, tambahkan IP address pada interface di router mikrotik yang nantinya akan Anda fungsikan sebagai DHCP server. Dalam hal ini, saya menggunakan 2 server yaitu pada interface ethernet 2 dan interface ethernet 4.


  
2. Klik menu IP, kemudian pilih DHCP Server. Nanti akan muncul jendela DHCP server, kemudian klik DHCP Setup.

  

3. Pilih interface mana yang akan digunakan sebagai server. dalam hal ini saya menggunakan interface 2 sebagai server. Kemudian klik Next.






4. Pada bagian Select Network for DHCP Addresses kita akan mengisi network ID dari IP address jaringan local. Secara default akan terisi menyesuaikan IP address yang digunakan. Klik Next.

5. Isi IP address pada Select Gateway for Given Network yang nantinya akan menjadi default gateway pada sisi klien. Secara default akan terisi IP address yang digunakan mikrotik. Klik next.


6. Selanjutnya kita akan menentukan range IP address yang bisa digunakan oleh klien nantinya. Secara default, pada Select pool of ip addresses given out by DHCP Server akan terisi meyesuaikan jumlah host valid dari IP address yang digunakan. Jika terasa terlalu banyak, atau kita ingin menyesuaikannya sendiri, kita bisa mengubah range tersebut. Jika sudah ditentukan range IP address yang akan digunakan, klik Next.


8. IP DNS yang kita masukan pada Select DNS Servers ini, nantinya akan menjadi DNS yang digunakan oleh klien. Dalam hal ini, saya menggunakan DNS 8.8.8.8 dan 8.8.4.4. Jika sudah klik Next.


9. Ini merupakan wizard terakhir. Pada bagian ini akan menentukan berapa lama waktu peminjaman IP address yang boleh dilakukan oleh setiap klien. Secara otomatis sudah terisi. Kamu bisa menyesuaikannya dengan keinginan kamu. Jika sudah klik next.


10. “Setup has completed successfully”. Klik OK. Ini adalah pesan yang menandakan bahwa setting DHCP server telah berhasil. Dan pada table DHCP server juga akan muncul secara otomatis informasi tentang DHCP server yang telah dibuat tadi. 

11. Lakukan kembali langkah 4 sampai 10 untuk menambahkan DHCP server kedua. Tampilan informasi tentang DHCP server akan muncul seperti ini.


12. Percobaan Selesai.

Data Hasil Praktikum
Cek IP pada PC1 dan PC2. Secara otomatis PC akan diberi IP secara otomatis seperti gambar di bawah ini.

Tampilan IP pada PC1

  
Tampilan IP pada PC2








Analisa
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol ) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut. Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.DHCP client akan mencoba mendapatkan penyewaan alamat IP dari DHCP server dalam 4 langkah : -DHCPDISCOVER : DHCP client akan menyebarkan Request secara broadcast untuk mencari DHCP server yang aktif -DHCPOFFER : DHCP server mendengarkan broadcast dari DHCP client kemudian DHCP server menawarkan alamat IP. -DHCPREQUES : DHCP server menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP POOL -DHCPPACK : DHCP server merespon permintaan client dengan mengirimkan paket ACKNOWLEDGMANT kemudian DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat dan memperbaharui data base milik server. Client selanjutnya memulai proses binding dengan tumpukan protkol TCP/IP dan dapat memulai komunikasi jaringan.

Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
1. DHCP server dapat membantu Server untuk memberikan IP address secara otomatis kepada satu atau lebih Client.
2. Pada konfigurasi DHCP server dapat dilakukan pengaturan sekaligus mengenai range IP yang dapat diberikan kepada Client, default gateway serta subnet masknya.
3. Lease periode buat karena Server memiliki IP address yang terbatas.
4. Server dapat mengetahui dan memantau Client mana saja yang terkoneksi dengan Server.



















0 komentar:

Posting Komentar